Seperti yang sudah kita bahas di bab sebelumnya yaitu Aku
Pribadi yang Unik, Tuhan menciptakan kita sebagai makhluk yang special. Namun
kita semua menyadari bahwa di dunia ini tidak ada makhluk yang sempurna, karena
yang sempurna hanyalah untuk-Nya yang menciptakan kita. Sebagai manusia yang
tidak sempurna, kita pastilah memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing
.
Dengan keterbatasannya, manusia diharapkan bisa
berkembang. Kita tidak boleh menjadikan suatu kekurangan kita sebagai hambatan
untuk bisa berhasil. Sebaliknya, janganlah kita sombong akan kelebihan yang
kita punya.
Faktor – faktor yang membentuk kelebihan dan
kekurangan kita:
1.
Keturunan
atau Pengaruh Lingkungan
Di kalangan ahli ilmu jiwa terdapat
pandangan yang cukup berbeda sebagai berikut :
a. Ada
aliran yang lebih menekankan bahwa keberadaan fisik, bakat, kemampuan,
karakter, dan sifat – sifat seseorang lebih disebabkan oleh faktor keturunan. Kita berkulit kuning atau
hitam, bersosok tinggi atau pendek, berbakat seni atau matematika, semuanya itu
pada dasarnya kita warisi dari orang tua dan leluhur kita.
b. Aliran
lain lrbih mrnrkankan pada pengaruh
lingkungan. Kata mereka: alam, kebudayaan dan kultur sangat membentuk diri
seseorang. Alam dan kebudayaan Eropa menghasilkan orang Eropa. Alam dan
kebudayaan Afrika dan Asia, menghasilkan orang Afrika dan Asia.
c. Akhirnya,
ada aliran yang dapat menerima kedua-duanya.
Keberadaan seseorang turut ditentukan oleh faktor keturunan, tetapi juga faktor
lingkungan hidupnya.
2.
Sikap
Menerima Keadaan Diri Seperti Adanya, Sambil Berjuang untuk Mengembangkannya
Kita kadangkala tidak menyadari
potensi – potensi di dalam diri kita, tetapi di pihak lain kita pun sulit
menerima keterbatasan – keterbatasan kita.
Dalam pelajaran ini kita ingin
menyadari bahwa kita sebagai ciptaan yang unik, baik pria maupun wanita,
mempunyai potensi-potensi yang besar atau talenta-talenta yang berharga, selain
keterbatasan-keterbatasan yang memang sudah merupaka bagian dari kodrat manusiawi
kita.
3.
Potensi-Potensi
dan Keunggulan dalam Diri Kita
Potensi-potensi dalam diri kita
dapat saja kurang kita sadari. Mengapa? Hal ini mungkin disebabkan antara lain
karena pengaruh pendidikan di rumah atau di luar rumah di mana kita masih tetap
dilihat dan diperlakukan sebagai anak – anak. Jadi, kepercayaan diri kita seolah-olah dibungkam sehingga kita
tidak menyadari lagi kemampuan-kemampuan kita. Slogan-slogan seperti: “Kaum
mudah adalah harapan atau masa depan Gereja
dan Tanah Air” memberi kesan seolah peranan kita adalah di masa yang akan
datang, bukan sekarang. Ini juga dapat menyebabkan kita secara tidal sadar
memendamkan bakat-bakat dan kemampuan kita untuk masa depan itu. Belum lagi
larangan-larangan yang bertubi-tubi dari segala pihak untuk kegiatan dan
kreativitas kita yang dinilai tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia atau moral
tradisional. Semua itu dapat membuat kita mati kutu atau berdiam diri, bahkan
acuh tak acuh atau frustasi.
Tetapi
bisa juga terjadi yang sebaliknya, yaitu kita para remaja sangat menyadari
keunggulan – keunggulan sehingga kita dapat bersikap arogan, angkuh, dan sok
super. Sikap super atau sikap “sok” dapat menjadikan hidup seseorang sangat
tidak enak. Karena kita merasa “lebih”, maka kita sering sangat lancing mulut,
suka bertengkar, suka mendahului, dan sebagainya. Sikap yang demikian ini dapat
membuat diri kita lekas kecewa, dihina, disingkirkan dari pergaulan, dsb.
4.
Kekurangan – Kekurangan dan Berbagai
Cacat yang Kita Miliki
Menyadari
berbagai kekurangan yang kita miliki dapat membuat kita jatuh ke dalam sikap
minder atau sikap rendah diri. Sikap minder atau rendah diri ini dapat
menjadikan hidup seseorang sangat berat. Dalam benak kita, kita berpikir bahwa
hanya orang lain saja yang beruntung, sedangkan kita selalu sial, karena
memiliki cacat tubuh atau mental sehingga hubungan sosial kita dengan orang
lain tidak lancar.
Kita
hendaknya dapat menerima diri seperti adanya. Tuhan menghendakinya demikian
bagi kita. Tuhan sudah menciptakan kita seperti adanya. Tidak menerima kehendak
Tuhan dalam keadaan konkret ini merupakan penghalang bagi krmajuan diri kita
dan rintangan dalam jalan menuju kepada Tuhan. Kita hendaknya menerima Tuhan
yang nyata ini dan Tuhan akan mengatur supaya segala sesuatu memberikan sumbangan
bagi kesejahteraan yang sejati kepada kita. Menerima kehendak Tuhan berarti
menerima bimbingan-Nya, karena Tuhan akan mengantar kita setapak demi setapak
melalui keadaan konkret diri kita dan lingkungan kita menuju keselamatan. Itu
terjadi sejauh kehendak Tuhan diterima dan dilaksanakan.
Seperti yang
dikatakan dalam injil Mat 25: 1-30 yang beriksah tentang seorang tuan yang memanggil
hamba-hambanya dan memberi kepada mereka sejumlah talenta untuk digunakan dan “dikembangkan
atau dibungakan”. Ia bertindak tegas terhadap hamba yang tidak
mengembangkan/membungakan talenta itu, yang hanya memendamnya di dalam tanah.
Kita pun
diberi talenta-talenta, maka kita harus menggunakannya dan mengembangkannya. Ini
merupakan suatu panggilan dan tuntutan Kristiani.
Buku-buku
sejarah penuh dengan cerita-cerita tentang orang-orang berbakan yang talentanya
diremehkan oleh banyak orang, misalnya:
1. Albert
Einstein: Ia baru dapat
berbicara setelah menginjak usia 4 tahun dan dapat membaca pada usia 7 tahun. Namun,
ternyata ia memiliki kemampuan (talenta) luar biasa dan disegani sepanjang
masa, khususnya di bidang fisika. Pada umur 26 tahun ia menemukan teori
relativitas khusus dan pada umur 37 tahun menemukan teori relativitas umum.
2. Isaac
Newton: Ia termasuk murid yang dianggap kurang
berhasil di bangku sekolah dasar. Namun, ternyata ia menjadi ilmuwan terbesar
sepanjang masa. Ia ahli di bidang matematika, fisika, astronomi, dan filsafat. Ia
menemukan hukum gravitasi, hukum gerak, kalkulus, teleskop pantul, dan spectrum.
3. Warner
von Braun gagal pada
kelas 9 untuk bidak studi Aljabar. Namun, ternyata ia menjadi ahli roket dan
ahli kendaraan luar angkasa ( Amerika Serikat).
4. Golda
Meir pada waktu ia
masih gadis, penampilannya sama sekali tidak cantik. Sadar akan kekurangannya
dalam segi fisik, ia memacu keunggulannya di bidag bakan dan kemampuan
intelektualnya. Ia kemudian menjadi perdana menteri wanita pertama di Israel
dan sangat terkenal kemampuannya sebagai negarawati.
Sekarang kita
sudah memahami arti dari kekurangan dan kelebihan yang dimiliki manusia, bahwa
ternyata dibalik semua kekurangan yang kita punya, kita masih dapat berharga
dimata orang lain. Orang sering berkata “ Don’t Judge The Book By The Cover “,
karena kita belum mengetahui apa yang ada di dalam yang sebenarnya.
Terkadang pasti
kita pernah menyadari kekurangan yang kita punya, dan terkadang memikirkan
bahwa kita itu hidup sia – sia dan tidak berguna karena hanya akan menyusahkan
orang lain saja. Namun setelah kita lihat beberapa kisah singkat dari orang –
orang terkenal yang ada di dunia seperti yang sudah di tulis di atas, maka kita
harus bisa mensyukuri kekurangan dan kelebihan kita.
Tidak
selamanya suatu kekurangan bisa menjadi hambatan bagi diri kita, karena suatu
kekurangan dapat menjadi suatu kelebihan bila kita berusaha untuk mengembangkan
dan memperbaiki kesalahan yang telah kita buat sebelumny
Tidak ada komentar:
Posting Komentar